Selasa, 10 Maret 2009

'Viagra' Indonesia

Purwaceng Juga Bisa untuk Obat Cacing Anak-anak

Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Purwaceng, 'viagra' tradisional asli Indonesia, menjadi populer setelah Presiden SBY meninjau pembudiyaannya di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Selain ditemukan di situ, tanaman obat kuat ini juga ditemukan di Dieng, Wonosobo.

Salah satu pebisnis purwaceng terkemuka di Wonosobo adalah Abdul Hamid. Purwaceng diolahnya menjadi ramuan tradisional yang berkhasiat dengan merek Sabuk Alu.

Berikut petikan wawancara detikcom dengan Abdul Hamid, Selasa (10/3/2009):

Sejak kapan Bapak membisniskan purwaceng?

Semenjak tahun 1996

Mengapa Bapak tertarik terjun ke bisnis ini?

Pertama, barangnya (purwaceng) bagus. Khasiatnya banyak, beberapa di antaranya untuk obat kejantanan, menghilangkan masuk angin, melawan capek, dan menjaga stamina tubuh. Selain itu, alasan lainnya karena barang ini banyak yang mencari, tapi di lain pihak, barang ini sulit ditemukan (hanya sedikit) serta sulit pula dikembangbiakan.

Apa Bapak mengelolanya sendiri?

Saya mengelolanya sendiri, saya ada tanah di Dieng.

Berapa luas?


Sekitar 2Hektar.

Berapa banyak produksinya?


Sekitar 2-3 ton per tahun.

Bagaimana proses produksinya?

Semua prosesnya dilakukan secara alami. Melalui penyemaian (lewat biji) pada awalnya, hingga ke proses akhir. Proses pemanenan dari tahap awal memakan waktu beberapa tahun. untuk hasil yang maksimal (dengan kualitas yang bagus) bisa mencapai 5-10 tahun. 2 tahun juga bisa, namun kualitasnya nggak bagus.

Cara mengetahui mana yang berkualitas bagus dan mana yang tidak bagaimana?

Bisa diketahui dari baunya. Jika yang berkualitas bagus, maka baunya tajam. Selain itu, kalau dites di badan juga lebih terasa.

Apa kendala yang sering muncul dalam pengembangbiakannya?

Bisa karena musim, misalkan musim hujan terus menerus, atau musim kemarau yang berkepanjangan. Kadang-kadang keong dan ulat juga bisa menjadi pengganggu, tapi nggak terlalu membawa masalah.

Sepertinya nggak terlalu sulit menumbuhkannya ya, Pak?

Tidak juga. Purwaceng hanya hidup di ketinggian 2.000 DPL (di atas permukaan laut) selain itu juga tidak sembarang tanah walaupun sudah di atas 2.000 DPL. Karena tanaman obat ini termasuk tanaman unsur hara, maka kondisi tanah juga membutuhkan kandungan-kandungan unsur hara tertentu.

Siapa konsumen purwaceng?

Semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan.

Khusus 17 tahun ke atas?

Wah nggak juga. Anak-anak juga bisa mengkonsumsinya. Purwaceng juga dapat berfungsi sebagai obat anti cacing. Bisa dikonsumsi 2-3 sendok makan per hari (1 hari/1 kali). Kalau untuk orang dewasa, per 300 cc atau 1 sachet.

Produk yang bapak hasilkan dari purwaceng apa saja?


Ada beberapa jenis, yaitu purwaceng kering, serbuk, kapsul, kopi, dan susu.

Bedanya apa saja Pak?

Kalau yang kopi, ramuan purwaceng dicampur kopi, harga per sachetnya Rp 5.000, kalau per satu dus (25 sachet) Rp 125.000. Untuk susu, purwaceng dicampur susu, per sachetnya Rp 6. 000, dan per dusnya Rp 150.000

Mana yang paling berkhasiat?

Sebenarnya ada yang paling asli, yaitu dari daun dan akar purwaceng yang langsung direbus. Per sachetnya Rp 40.000

Tanggapan Bapak terkait dengan pematenan purwaceng?

Saya sudah dengar. Sebenarnya, saya juga sudah mematenkan produk saya yang sudah saya sebutkan sebelumnya yang terkandung purwaceng di dalamnya, namanya Sabuk Alu.

http://www.detiknews.com/read/2009/03/10/172307/1097255/10/purwaceng-juga-bisa-untuk-obat-cacing-anak-anak

Tidak ada komentar: